Selasa, 15 Oktober 2013

 REVIEW FILM "CINDERELLA MAN"

Setelah lama absen dari dunia perbloggeran karena sedang mencari wangsit (baca: pencerahan), akhirnya saya kembali ke peredaran (majalah kalee beredar -___-). Kali ini saya akan membahas/me-review sebuah film bergenre drama yang notabene tidak baru lagi tapi menurut saya film ini masuk ke daftar salah satu film2 inspiratif bertema keluarga yang pernah saya tonton seperti The Impossible,

Cinderella Man (bukan film korea yg berjudul sama), tayang di bioskop pertengahan tahun 2005. Dgn para pemainnya yaitu russel crowe, renee zellweger dan paul giamatti. Di sutradarai oleh ron howard (DaVinci Code, Angels & Demons dan membawa Frost Nixon menjadi nominasi best picture oscar di tahun 2009).

Dengan jajaran pemainnya yg kelas 1 dan di tangan sutradara peraih oscar utk kategori best director dan best picture dari film a beautiful mind , cinderella man digadang-gadang menjadi salah satu film unggulan utk perhelatan oscar 2006.

Pada akhirnya banyak yg menyayangkan penayangan film ini di pertengahan tahun. Karena agar bs dilirik oscar biasanya film-film berbau oscar jadwal tayangnya adalah di akhir tahun. Sedangkan utk pertengahan tahun lebih condong utk film-film komersil.

film yg diangkat dari kisah nyata (walaupun tentu saja dengan penambahan efek dramatisasi khas film) ini bercerita mengenai petinju kenamaan bernama jim braddock (russel crowe) yg hidup bahagia dan serba berkecukupan bersama istri dan ketiga anaknya. Namun sayang akibat resesi ekonomi yg menyerang amerika membuat jim braddock sekeluarga jatuh miskin. Segala kekayaan yg ia punyai habis sehingga membuat jim braddock sekeluarga mesti tinggal di sebuah flat yg kumuh.

Cerita kemudian berlanjut dgn adegan2 dimana jim braddock melewati masa2 suram dan berjuang menjadi petinju kembali. Layaknya judul dari film ini, ending dari film cinderella man seharusnya sudah bisa ditebak bakal kemana nantinya. Namun di tangan sutradara spesialis film drama, ron howard, film ini menjadi film drama dgn begitu banyak scene-scene yg menyentuh. Ron Howard mgkn memang lebih bagus men-direct film2 drama (a beautiful mind, cinderella man, the missing, frost nixon dan apollo 13) dibanding menjadi sutradara film bergenre action thriller (davinci code dan angels and demon)

Alih-alih menjadikan cinderella man bercerita mengenai perjuangan jim braddock secara personal menjadi petinju kembali, ron howard, malah menitikberatkan karakter jim braddock di film ini sebagai seseorang suami dan ayah yg sangat mencintai keluarganya. Hal ini yg kemudian membuat beberapa scene sangat menyentuh apalg dibalut dgn suasana kemiskinan. Salah satu scene yg masih gw inget adalah ketika jim braddock merelakan makanannya utk dibagi dgn anaknya walaupun ia sendiri belum makan. (saluttttt...)



Selain sbg seorang lelaki yg menyayangi keluarganya, jim braddock di film ini juga di gambarkan sbg org yg sangat jujur. Pernah suatu ketika jim menasehati anaknya dengan sebuah kalimat yg sangat menggugah. “Jangan pernah kamu mencuri meskipun perutmu sudah kosong sekalipun”. Sifat baik dari jim dan juga alasan utk membahagiakan keluarganya (karena istri jim kerap harus menambahkan air kran ke dalam botol susu, agar ketiga anaknya tetap mendapatkan jatah yang sama) yg kemudian memberi kekuatan bagi jim di setiap pertarungan tinjunya. Alasan keluarga pula yg memberanikan jim mengemis kepada teman-temannya di komisi tinju untuk meminta sejumlah uang.

Orang-orang terdekat jim juga memberikan pengaruh yg besar bagi jim dalam menghadapi masa-masa sulit. Seperti sang istri Mae Braddock (yg diperankan dgn sangat bagus oleh renee zelweger) yg selalu mendukung jim dengan kekuatan cintanya. Dan juga pelatih dari jim yaitu Jim Gould (yg diperankan oleh Paul Giamatti dan membawanya menjadi nominasi supporting actor di oscar 2006) yg secara diam-diam memberikan semua hartanya utk kesuksesan jim braddock kembali.


Segala hal yg menyentuh sepanjang film kemudian diakhiri dgn ending yg begitu mengharukan. Sebuah ending mengenai perjuangan Jim Braddock di atas ring tinju dan disaksikan oleh masyarakat luas (salah satu scene dalam slumdog millionaire, ketika jamal menjawab pertanyaan terakhir dan disaksikan ribuan org, membuat saya teringat akan scene dari cinderella man ini).


Tidak menjadi penting kemudian apakah Jim Braddock menjadi pemenang atau tidak, karena yg lebih berarti adalah ketika masyarakat (ditengah kondisi resesi ekonomi) telah menemukan sesosok pahlawan yg mampu dijadikan panutan dalam menghadapi masa-masa sulit. Masyarakat membutuhkan cinderella (baca: mimpi) yg untungnya muncul dari seorang pria yg jujur dan mencintai keluarganya. (nocturno)

1 komentar: